
Hasil penelitian yang menyatakan kebaruan spesies H floresiensis tersebut dipublikasikan di jurnal PLOS ONE
Penelitian dilakukan oleh ilmuwan dari Stony Brook University New York, Senckenberg Center for Human Evolution and Palaeoenvironment, Eberhard-Karls Universitat Tubingen, dan University of Minnesota.
Manusia Flores berbeda dengan manusia modern. H floresiensis memiliki ukuran tubuh dan kepala kerdil walaupun riset terbaru menyatakan bahwa ukuran otaknya tak sekecil yang diduga.
Selama ini, ada juga dugaan terkait manusia Flores. Ada yang menganggap bahwa spesies ini adalah jenis berbeda yang punah, turunan Homo erectus yang mengalami pengerdilan karena tinggal di wilayah terisolasi, atau manusia modern yang abnormal.
Abnormalitas yang mungkin diidap adalah microcephaly, yang menyebabkan kepala berukuran lebih kecil ataupun kretinisme alias kekerdilan.
Dalam studi ini, ilmuwan membandingkan bentuk tengkorak H floresiensis, manusia modern, manusia modern yang mengalami abnormalitas, dan fosil Homo lain.
Untuk menguak perbedaan bentuk antartengkorak, ilmuwan menggunakan pencitraan tiga dimensi dengan komputer dan analisis statistik.
"Studi kami memberikan bukti paling komprehensif bahwa H floresiensis lebih punya persamaan dengan fosil manusia purba yang sudah punah daripada dengan manusia modern yang punya abnormalitas," ungkap ilmuwan dalam publikasi.